Kabar inspiratif data dari mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Ravida Chauria Shavir mahasiswa S1 Komunikasi dan Penyiaran Islam angakatan 2019 berhasil menjadi presenter dalam acara 3rd Borobudur International Symposium. Acara ini diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Magelamg (Unimma) pada tanggal 15 Desember 2021 secara daring melalui zoom meeting dan luring di Grand Artos Hotel Conventition. Pada konferensi ini Ravida membawakan tema : The Spiritual Communication of Muallaf : Case Study of Muallaf Center, Yogyakarta.
“Untuk awal mula saya mengikuti konferensi ini hanya coba-coba saja, rasa ingin tahu tinggi dan tentunya ya mau nambah pengalaman, ilmu dari orang-orang hebat” ujar Ravida. Ravida juga menambahkan waktu yang diperlukan untuk melakukan persiapan kurang lebih 3 minggu mulai dari pengajuan proposal dana ke fakultas dan universitas, meminta perizinan ke mualaf center untuk mewawancarai 2 anggotanya dan melakukan proofreading article.
“Jelas ada kesusahannya kak, untuk menghubungi mualaf center, saat itu saya datang ke lokasi di Gedung Perpustakaan Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta sesuai dengan petunjuk google. Akan tetapi ketika saya sampai kesana ternyata kantornya sudah pindah di Pandeyan, Bangunharjo. Ketika saya datang sayapun tidak bisa langsung wawancara, saya diberi persyaratan dalam observasi dan wawancara dikarenakan orang-orang yang saya wawanacarai adalah orang-orang yang baru masuk islam jadi pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan benar-benar harus hati-hati” tambah Ravida.
“ Alhamdulliah seneng banget rasanya bisa mengikuti konferensi ini karena biasanya pesertanya kebanyakan dari kalangan dosen dan mungkin saya sendiri masih duduk di bangku perkuliahan S1.” Ujar Ravida. Ravida juga berpesan untuk mahasiswa aktif UMY, untuk ilmu yang telah didapatkan hendaknya disertai dengan peningkatan kemampuan menulis karena dengan menulis, informasi pengetahuan yang didapatkan mampu menjadi mediator yang baik untuk pengembangan diri.
“Dengan menulis, daya pemikiran kritis kita akan terbentuk dan dengan menulis nama kita akan tetap abadi, seperti yang disampaikan oleh Imam Syafi, jika kamu bukan anak raja atau presiden, maka menulislah” (suf).